Cita-cita




Terdiam sejenak aku pagi ini. Di antara aroma tanah basah sehabis hujan tadi malam dan setumpuk sayuran yang mau aku masak. Tiba-tiba aku teringat tentang apa yang dulu pernah ku sebut cita-cita. Masihkah harus kukejar atau kubiarkan saja dengan ikhlas tak tercapai? 

Beberapa waktu yang lalu aku nonton film Korea berjudul Kim Ji-Young Born 1982. Waktu pemeran utamanya menangis, aku ikut nangis juga. Seolah-olah itu aku dengan ketidakwarasan yang berbeda.  Tapi aku salut dengan peran suaminya. Jaman sekarang sulit menemukan suami yang seperti itu. 

Perlahan ku cuci muka, menyeduh kopi dan lalu membuka jendela. Mungkin hari ini aku akan menulis ulang tentang harapanku.

 

Komentar